Jumat, 21 September 2012

Curiosity Rekam Gerhana Di Mars

Curiosity, kendaraan robotik milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) di Planet Mars, melakukan tugas sampingan selain mencari bukti pendukung kehidupan mikrobial di planet itu, mengabadikan gambar gerhana bulan Mars. Pekan lalu Curiosity menangkap gambar Matahari saat satu dari dua bulan kecil Mars, Phobos, melintas.

Phobos dan saudarinya Deimos lebih dekat dengan Mars dibandingkan bulan kita terhadap Bumi.

Phobos cuma butuh waktu kurang dari delapan jam untuk mengelilingi Mars dan Deimos butuh sekitar 30 jam untuk melakukan perjalanan itu.

Kamis lalu, bulan-bulan itu mulai melintas. "Phobos menyerempet tepi Matahari, seperti yang terlihat dari Curiosity. Pada dasarnya ini gerhana parsial," kata ahli astronomi Mark Lemmon dari Texas A&M University seperti dikutip Reuters.

Curiosity melanjutkan pengamatan pada Selasa (18/9), ketika kedua bulan melintas di bagian atas. "Ini hal yang sangat sulit dilakukan. Waktunya harus sangat tepat," kata Lemmon.

Kendaraan robotik itu sudah mengambil lebih dari 600 gambar dengan kamera kanan dan kirinya, sekitar 100 diantaranya menangkap gambar gerhana parsial. Namun belum semua gambar itu dikirimkan kembali ke Bumi.

Curiosity punya mitra dalam proyek ini. Dari sisi lain planet, kendaraan Opportunity ditargetkan bisa mengambil gambar gerhana pada Rabu (19/9).

Foto-foto itu akan membantu para ilmuwan belajar lebih banyak tentang struktur internal Mars. Seperti bulan Bumi, bulan Mars punya tarikan gravitasi sedikit mengubah bentuk planet.

Gambar-gambar itu akan membantu ilmuwan mempelajari orbit mereka dan menentukan seberapa cepat mereka berubah. Informasi itu selanjutnya bisa digunakan untuk menilai seberapa besar terpengaruh oleh pergerakan bulan.

"Itu pada gilirannya mengubah orbit bulan--Phobos melambat, Deimos bergerak lebih cepat, seperti bulan kita. Ini sesuatu yang terjadi sangat lambat dari waktu ke waktu," kata Lemmon.

Dalam 10 juta sampai 15 juta tahun, Phobos diperkirakan sangat dekat dengan Mars dan akan terkoyak oleh gravitasi planet.

Diperkirakan, gerhana Mars akan terjadi 11 bulan lagi.


Rabu, 19 September 2012

Memahami Interior dan Atmosfer Bulan


Kala Presiden John F. Kennedy menggemakan seruan “We choose to go to the moon in this decade and do the other things. Not because they are easy, but because they are hard…” dalam pidatonya yang legendaris di Rice University, Houston, Texas (AS) tepat setengah abad silam, segera badan antariksa AS (NASA) yang baru berusia seumur jagung dibuat sibuk. Selain harus menyiapkan roket berat yang sanggup mendorong wahana antariksa khusus guna mendarat di Bulan dan membawa pulang kembali penumpangnya ke Bumi dengan selamat, mereka juga musti memikirkan mau berbuat apa di Bulan. Meski telah dikenal sejak awal mula peradaban manusia, hingga setengah abad silam Bulan adalah virgin territory, kawasan yang sama sekali tak dikenal karakteristiknya. Status Bulan pada saat itu sama dengan wilayah Antartika sebelum abad ke-20. Maka meski lebih berat sisi politisnya, misi pendaratan manusia di Bulan juga dibebani sisi ilmiah guna mengenali Bulan dalam perspektif geologi, meteorologi dan geofisika yang mewujud pada upaya pemetaan permukaan (topografi) hingga resolusi tertentu, memahami interior (bagian dalam) Bulan, memahami dinamika jarak Bumi-Bulan, mengenali karakteristik emisi gas dari permukaan Bulan, mengenali interaksi Bulan dengan radiasi angin Matahari dan magnetosfer Bumi serta aspek-aspek terkait lainnya.
Dengan tujuan demikian, misi pendaratan manusia di Bulan yang mewujud sebagai program Apollo bukanlah misi antariksa yang berdiri sendiri, melainkan sepaket dengan misi antariksa tak berawak seperti program Surveyor. Dengan begitu program Apollo tidak hanya mengangkut kamera saja, namun juga membawa serta beragam instrumen ilmiah yang bakal menghasilkan beragam data non-fotografis. Sebagian dari instrumen tersebut ditempatkan permanen di Bulan dengan data yang dihasilkan ditransmisikan secara teratur ke Bumi guna dianalisis. Data-data non-fotografis tersebut memang menyajikan impresi yang jauh berbeda dibanding foto-foto tiap misi Apollo, karena umumnya hanya berbentuk serangkaian kurva, grafik maupun peta dengan resolusi lebih rendah. Namun data-data ini dapat menyajikan informasi penting yang kerap tak tertangkap kamera maupun mata manusia, yang memungkinkan kita kita memahami Bulan secara komprehensif. Dalam kehidupan keseharian kita, kedudukan data fotografis dan non-fotografis ini bisa disejajarkan dengan selembar foto beserta data-data spesifik seperti rekam gigi, sidik jari, sidik iris (mata), rekam medis maupun genetis (DNA) yang dapat menyajikan identifikasi personal berketelitian tinggi dalam ranah hukum.
Gambar 1. Seismometer dan magnetometer sedang dipasang di permukaan Bulan, misi Apollo 11. Sumber : NASA, 1969.
Gambar 1.
Seismometer dan magnetometer sedang dipasang di permukaan Bulan, misi Apollo 11.
Sumber : NASA, 1969.
Program Apollo mewujud dalam enam misi pendaratan manusia di Bulan sejak Juli 1969 hingga Desember 1972, yakni dalam misi Apollo 11 hingga 17 kecuali Apollo 13 yang gagal mendarat karena masalah teknis amat serius. Setiap misi mendaratkan 2 astronot, sehingga secara keseluruhan terdapat 12 manusia yang pernah menapakkan kakinya di Bulan. Mereka bertugas mengumpulkan sejumlah sampel batu dan tanah Bulan, melaksanakan beragam eksperimen dan memasang instrumen ilmiah permanen.
Interior Bulan
Pengetahuan kita akan interior Bulan disumbangkan oleh sejumlah instrumen seperti seismometer, magnetometer, cermin retroreflektor dan pengukur aliran panas permukaan Bulan serta berbagai eksperimen khusus seperti eksperimen mekanika tanah Bulan, seismik aktif (seismik refleksi) dan uji konduktivitas listrik batuan Bulan.
Seismometer adalah perekam gelombang gempa (seismik), sementara magnetometer bertugas merekam medan magnet. Cermin retroreflektor adalah cermin khusus yang dirancang guna memantulkan kembali seberkas cahaya yang mengenainya ke posisi sumber cahayanya. Dan pengukur aliran panas permukaan Bulan adalah instrumen yang dilengkapi sejumlah termometer guna mengukur gradien suhu lapisan-lapisan tanah Bulan. Eksperimen mekanika tanah Bulan dilaksanakan dengan menggunakan bor tangan guna menguji kekerasan, ukuran hablur (butiran tanah) Bulan dan sifat fisisnya. Sementara eksperimen seismik aktif dilaksanakan dengan meledakkan sejumlah dinamit/bahan peledak pada titik-titik tertentu sehingga memproduksi gelombang seismik buatan yang merambat melalui lapisan-lapisan batuan Bulan untuk kemudian diterima serangkaian geofon. Dan uji konduktivitas listrik dilakukan dengan transmitter yang diletakkan berjarak terhadap receiver. Posisi transmitter dan receiver kemudian digeser secara periodik dengan menggunakan mobil Bulan (Lunar Rover). Kecuali cermin retroreflektor, penempatan dan pengoperasian semua instrumen itu serta pelaksanaan semua eksperimennya tidak bila dilakukan tanpa campur tangan langsung manusia.
Interior Bulan secara umum terbagi menjadi tiga lapisan: kerak, selubung (mantel) dan inti Bulan. Kerak Bulan cukup tebal, dengan ketebalan antara 60 hingga 70 km atau rata-rata 3 kali lipat lebih tebal dibanding kerak Bumi. Kerak Bulan didominasi batuan beku basaltik yang bersifat basa, dimana hingga kedalaman tertentu (1,4 km pada lokasi pendaratan Apollo 17) mengalami peretakan dan/atau terbreksiasi sangat intensif akibat hantaman komet/asteroid yang berulang-ulang sepanjang sejarah geologi Bulan. Hantaman yang sama juga membuat permukaan Bulan diliputi debu tebal (regolith) yang sangat halus (diameter < 0,1 mm), sangat kering dan bermuatan listrik statis sehingga mampu melekat kuat pada baju astronot atau peralatan lainnya. Hingga kedalaman 2 km batuan Bulan bersifat amat kering dan tidak mengandung air.
Gambar 2. Contoh rekaman seismogram gempa bulan (atas) dan perbandingannya dengan rekaman gempa bumi (bawah). Nampak perbedaan karakteristik gelombang dan durasi, meski kekuatan gempanya nyaris sama. Sumber : NASA, 1970 dan USGS, 2012.
Gambar 2.
Contoh rekaman seismogram gempa bulan (atas) dan perbandingannya dengan rekaman gempa bumi (bawah). Nampak perbedaan karakteristik gelombang dan durasi, meski kekuatan gempanya nyaris sama.
Sumber : NASA, 1970 dan USGS, 2012.
Berbeda dengan Bumi, kerak Bulan tidak memiliki sistem lempeng tektonik. Hal ini disebabkan oleh telah memadatnya lapisan selubung (mantel) Bulan sehingga tidak memungkinkan adanya sirkulasi arus konveksi. Karena itu amat jarang terjadi gempa bulan yang hiposentrumnya dangkal maupun menengah. Hampir seluruh gempa bulan bersumber pada kedalaman 800 hingga 1.000 km. Eksperimen electromagnetic soundingmenggunakan magnetometer memastikan interior Bulan bersifat cair pada kedalaman 800 hingga 1.500 km. Fakta ini memastikan gempa-gempa bulan dihasilkan oleh dinamika interior Bulan yang cair yang terletak di zona transisi selubung dan inti Bulan. Dinamika tersebut dipengaruhi gaya tidal Bumi. Dengan bagian yang cair terletak amat dalam dari permukaan, Bulan secara geologis sudah mati. Tak ada lagi jejak aktivitas vulkanisme dan/atau tektonisme di kerak Bulan pada masa kini. Hal ini didukung oleh kecilnya nilai aliran panas permukaan Bulan, yang hanya sebesar (rata-rata) 21 miliwatt per meter persegi (18-24 % aliran panas permukaan Bumi). Data seismik juga tidak mengindikasikan adanya titik-titik hiposentrum yang rapat pada beragam kedalaman, yang umum dijumpai pada saluran magma di Bumi. Dengan vulkanisme dan tektonisme yang sudah mati, maka energi seismik tahunan yang dilepaskan Bulan hanyalah 1/10 juta energi seismik tahunan Bumi.
Di bawah lapisan selubung terdapat inti Bulan yang berdiameter 350 km. Pola rotasinya sama dengan pola rotasi keseluruhan bagian Bulan. Didukung lambatnya periode rotasi Bulan, maka Bulan tidak bisa membentuk medan magnet intrinsik seperti halnya Bumi, sehingga tidak ada kutub-kutub magnet di Bulan pada saat ini. Namun di masa silam Bulan pernah memiliki medan magnet, khususnya di masa muda tata surya. Sisa-sisa medan magnet Bulan ini masih terserak dalam berbagai titik yang terlokalisir dengan kekuatan amat lemah.
Atmosfer Bulan
Kita mengenal Bulan sebagai kawasan hampa udara, namun sebenarnya tidak sepenuhnya demikian. Misi Apollo juga mendaratkan beberapa instrumen guna menganalisis ruang di permukaan Bulan, misalnya instrumen tabung katoda dingin dan pengukur angin Matahari.
Bulan ternyata memiliki atmosfer, meski amat sangat tipis sehingga tekanan udaranya pun sangat rendah. Tiap meter persegi permukaan Bulan mengandung 2 milyar molekul udara dengan kerapatan hanya 1/100 trilyun atmosfer Bumi. Massa total atmosfer Bulan hanyalah 10 ton, sehingga tiap kali terjadi misi pendaratan manusia di Bulan menyebabkan gangguan amat signifikan. Sehingga penyelidikan atmosfer hanya bisa berlangsung efektif jauh hari setelah manusia meninggalkan permukaan Bulan. Atmosfer Bulan hanya ada pada malam hari. Di siang hari, dominasi partikel-partikel angin Matahari yang berkecepatan tinggi menyebabkan molekul-molekul udara Bulan tertendang ke antariksa.
Gambar 3.
Memasang pengukur aliran panas permukaan Bulan, misi Apollo 15.
Sumber : NASA, 1971.
Angin Matahari adalah partikel-partikel energetik yang dihembuskan Matahari ke segenap penjuru secara kontinu, dengan 95 % diantara berupa proton dan elektron. Sisanya adalah ion positif dari isotop Helium-3, Helium-4, Neon-20, Neon-21, Neon-22 dan Argon-36. Jumlah proton Matahari yang diterima Bulan amat bergantung posisi Bulan terhadap Bumi dan magnetosfer Bumi. Dari 27 hari periode revolusi Bulan, 18 hari diantaranya menempatkan Bulan berada di luar magnetosfer Bumi. Pada saat itu proton Matahari yang diterima permukaan Bulan dalam tiap meter kubiknya Bulan mencapai 100 ribu hingga 200 ribu butir yang melejit dengan kecepatan bervariasi antara 450 hingga 650 m/detik. Sementara dalam 5 hari kemudian Bulan melintas dalam magnetosfer Bumi sehingga tak satupun proton Matahari terdeteksi. Dan pada 4 hari sisanya, Bulan melintas di batas magnetosfer Bumi sehingga proton Matahari mampu menjangkau permukaan Bulan namun pada kecepatan jauh lebih rendah.
Pengetahuan akan interior dan atmosfer Bulan merupakan sekeping dari warisan program pendaratan manusia di Bulan. data-data non fotografis yang demikian berlimpah membuat kita berlipat-lipat kali lebih memahami Bulan pasca program Apollo dibandingkan dengan era sebelumnya, bahkan sejak era peradaban manusia bermula. Dengan data yang demikian berlimpah dan hingga kini tak satupun kalangan ilmuwan terkait yang mempersoalkan kesahihannya (validitasnya) mengingat ciri-cirinya yang spesifik, maka agak menggelikan juga menyaksikan sekelompok manusia yang mencoba membantah terjadinya pendaratan manusia di Bulan dan menganggapnya sebagai konspirasi belaka, apalagi hanya ditunjang interpretasi fotografis sepihak. Di sisi lain penempatan instrumen-instrumen geofisika mengguratkan garis batas tebal yang memisahkan kisah sukses manusia dalam hal eksplorasi Bulan dan Mars. Di Mars, meski eksplorasi telah berlangsung sejak 1970-an hingga kini dan terakhir ditandai pendaratan robot penjelajah Curiosity (misi Mars Science Laboratory), namun tiadanya pendaratan manusia menyebabkan pencapaian kita di Mars tidaklah sebaik Bulan. Misalnya saja, sampai detik ini kita belum pernah berhasil mengebor tanah Mars hingga sedalam lebih dari 0,5 m. Sampai detik ini juga kita belum berhasil menempatkan seismometer guna mendeteksi gempa-gempa mars ataupun mengukur aliran panas permukaannya guna memastikan status tektonik dan vulkaniknya. Dan seperti apa persisnya interior Mars pun, hingga kini kita belum bisa memastikannya, kecuali hanya menerka-nerka lewat data-data satelit. Bahkan guna memastikan apakah tanah Mars benar-benar mengandung air ataupun tidak, sampai kini kita hanya mendeduksinya secara tak langsung.

India Kirim Misi ke Mars Tahun 2013



India berencana meluncurkan wahana luar angkasa yang mengorbit Planet Mars pada November 2013. Waktu ini dipilih karena pada saat itu Mars alias Planet Merah sedang berada pada jarak yang sangat dekat dengan Bumi.
Pihak India berniat menempatkan wahana luar angkasa pada sebuah orbit yang elips untuk mempelajari atmosfer dan mendeteksi adanya kehidupan di permukaan Mars.
Proyek ini akan menandai langkah lain dari program luar angkasa India yang ambisius. Tiga tahun lalu India berhasil menempatkan wahananya di permukaan Bulan. Langkah ini akan diikuti dengan pengiriman wahana luar angkasa berawak pada tahun 2016.
Menurut Kepala Riset Luar Angkasa India (ISRO) K Radhakrishnan, sebagaimana dikutip kantor beritaAP, Selasa (18/9/2012), misi tak berawak ke Mars ini akan menelan biaya hampir 5 miliar rupee atau sekitar Rp 810 miliar. Langkah ini memberikan kebanggaan secara nasional bagi India, sekalipun tidak sedikit kritik pada pemerintahan di New Delhi yang belum juga mengatasi masalah kemiskinan dan kurang gizi di kalangan anak-anak.
Pada September 2009, wahana luar angkasa Chandrayaan-1 milik India membuktikan adanya air di permukaan Bulan. Hal ini membuktikan bahwa India sebagai negara dengan kemampuan luar angkasa dan punya pengalaman hebat dibanding negara-negara lain yang punya pengalaman luar angkasa. Sebagai informasi, AS, Rusia, dan China termasuk dalam negara yang sudah mengirim misi ke Mars.

Minggu, 16 September 2012

Nebula Cincin

Sebuah nebula planet dengan simetri sederhana yang akrab bagi pengamat teleskopik langit – yaitu Nebula Cincin (M57) berada sekitar 2,000 tahun cahaya jauhnya dari konstelasi musikal Lyra. Petunjuk akan perubahan warna dan detail halusnya ditampilkan dalam sketsa luar biasa dari cincin kosmik ini. Sketsa tersebut dibuat dengan pembesaran sebanyak 800x dan berasal dari penglihatan langsung yang sempurna dari mata lensa teleskop cermin 40 inci. Pensil berwarna di atas kertas putih digunakan untuk membuat gambar asli, terlihat disini dipindai digital dengan pemakaian inverted palette. Melintang sekitar satu tahun cahaya, nebula ini terdiri dari lapisan-lapisan luar hasil buangan bintang sekarat yang dahulunya-seperti-matahari . Cahaya ultraviolet intens dari pusat bintang yang panas mengionisai atom dalam gas dan mendayai cahaya nebula. Hidrogen terionisasi menambah rona kemerahan. Oksigen terionisasi menghasilkan warna karakteristik hijau kebiruan. Sulit untuk terlihat dengan kondisi dibawah rata-rata dengan teleskop kecil, pusat bintang Cincin Nebula ini dapat terlihat setiap saat selama studi artis.


Abu Jenazah Neil Armstrong Disebar di Samudera Atlantik

Abu jenazah Neil Armstrong dilabur ke laut dengan diikuti penghormatan dari personel angkatan laut Amerika. Image credit: NASA/Bill Ingalls
Jenazah Neil armstrong, manusia pertama yang mendarat di Bulan akhirnya diantar ke tempat peristirahatannya yang terakhir di Samudera Atlantik. Setelah dikremasi, abu jenazah Neil Armstrong kemudian disebar di tengah Samudera Atlantik tepat di atas kapal USS Philippine Sea (CG 58). Didampingi oleh beberapa anggota keluarga dan kerabat Neil Armstrong, upacara pelaburan abu Neil Armstrong berjalan khidmat dipimpin oleh pendeta Donald Troast dan komandan Angkatan Laut Amerika Paul Nagy. 

Berikut ini foto-fotonya

Image credit: NASA/Bill Ingalls

Image credit: NASA/Bill Ingalls

Image credit: NASA/Bill Ingalls

Istri Neil Armstrong, Carol Armstrong melabur jenazah suaminya ke Samudera Atlantik. Image credit: NASA/Bill Ingalls

Image credit: NASA/Bill Ingalls

Astronot Neil Armstrong. Image credit: NASA


Dalam upacara tersebut turut hadir rekan astronot Neil Amrstrong yang juga ikut mendarat di Bulan pada misi Apollo 11 yaitu Buzz Aldrin dan Michael Collins. Selain itu komandan misi Apollo 17 Eugene Cernan dan mantan senator yang sekaligus astronot NASA John Glenn juga turut hadir. 

Foto-Foto Terbaru Dari Alam Semesta

Foto terbaik dari tata surya kita, galaksi dan segala sesuatu diluar sana, menempatkan Anda agar mengagumi keindahan alam semesta yang tidak ada batasnya.























Teleskop dan Observatorium Paling Top Di Dunia


Dua mata lebih baik dari satu. Twin optik / teleskop inframerah, Observatorium Gemini adalah terpisah, tetapi bersama-sama, mereka dapat mengakses seluruh langit. Gemini Selatan terletak sekitar 9 000 meter di Andes Chili, Gemini Utara (foto) adalah di bagian atas Mauna Kea, rumah bagi sebuah komunitas internasional teleskop mengintip ke langit malam, melalui suasana yang sangat baik Hawaii.

European Southern Observatory
Teleskop dengan panjang 3,5 m , merupakan teleskop pertama di dunia yang memiliki cermin utama yang dikendalikan oleh komputer. Bahkan bidang amatir sekarang memiliki teknologi. Bersama teleskop ESO di Gurun Atacama di Chili, juga termasuk array Very Large Telescope (digambarkan), observatorium utama di Eropa. ESO ini juga rumah bagi beberapa milimeter Eropa Atacama Besar / sub-milimeter Array, dikenal sebagai ALMA, sebuah kolaborasi antar Amerika Utara dengan Asia Timur dan Chile. ALMA akan menjadi The Biggest Earth Radio Observatorium Astronomi Observatorium dan paling maju di dunia. Yang membawa kita ke Observatorium berikutnya yang lebih tinggi.
National Radio Astronomy Observatory (NRAO)
Beberapa situs termasuk Observatorium Teleskop Green Bank, Array Sangat Besar (digambarkan), alas set yang sangat besar dan masa depan ALMA AS. Baru-baru ini, para ilmuwan telah menggunakan data Green Bank untuk mencari frekuensi dari molekul di ruang antar bintang.
Chandra/Spitzer Space Telescopes
Salah satu observatorium NASA yang terkenal (selain Teleskop luar angkasa Hubble) telah memberikan gambaran sekilas tentang alam semesta yang tidak dapat dilihat. Orbit elips dari Chandra X-Ray Observatory, yang membawanya pergi dari Bumi, memberikan pandangan yang lebih baik dari daerah tinggi berenergi ruang, seperti supernova. Gambar dari Chandra telah membantu para ilmuwan lebih memahami dan pulsar nebula.
Corot/Kepler Space Telescopes
NASA meluncurkan Teleskop Kepler bulan lalu, dan membersihkan nya minggu ini, sehingga dapat mulai melakukan pengamatan. Satu di Perancis dan satu di Amerika.
W. M. Keck Observatory
Keck’s twin 10-meter, 8-story, 300-ton telescopes. Setiap cermin utama terdiri dari 36 segmen heksagonal yang bekerja sama sebagai sebuah kesatuan dari kaca – teknik revolusioner yang memungkinkan pencapaian cermin besar. Mereka telah membantu para ilmuwan membuat beberapa penemuan mengejutkan: adanya galaksi di pinggiran alam semesta, mempelajari supernova untuk menentukan tingkat ekspansi alam semesta, sifat puncak gamma-ray dan, baru-baru ini, planet di sekitar bintang-bintang lainnya.
Mount Wilson Observatory
Dari kereta keledai digunakan untuk membawa cermin 60-inci ke puncak gunung. Gunung Wilson merupakan evolusi observatorium modern, dan salah satu tempat paling penting di sejarah ilmiah . George Ellery Hale 60-inci, yang tidak lagi digunakan untuk penelitian, ini akan digunakan untuk studi klasifikasi spektral bintang, yang merupakan dasar dari astronomi modern. 60-inci Teleskop Hale merupakan yang terbesar di dunia 100 tahun yang lalu, tetapi dalam waktu 10 tahun, digantikan oleh lingkup 100-inci berikutnya. Edwin Hubble menemukan bahwa noda-noda dari nebula, bahwa alam semesta berkembang, dan bahwa kecepatan sepadan dengan perluasan Big Bang atau penciptaan. Observatorium Mount Wilson menjadi observatory primer selama 40 tahun.

10 Fakta Menarik Tentang Komet Elenin


Salah satu berita yang sangat menghebohkan tahun 2011 adalah penemuan Komet Elenin (C/2010 X1).Untuk berbagai alasan, orang mulai berpikir komet ini bakal menimbulkan ancaman bagi Bumi. Banyak Artikel menulis tentang komet fenomenal Elenin.

Orang-orang penasaran dengan komet dan posisinya yang mendekati Bumi pada Oktober, 2011. Beberapa memprediksi Komet Elenin adalah tanda bahwa ramalan kiamat suku Maya memang akan terjadi.

Menanggapi kekhawatiran ini, NASA dipaksa untuk memberikan pernyataan2. Mereka mengatakan komet ini dimungkinkan tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi. Berikut adalah sepuluh fakta menarik tentang Comet Elenin.


10. Apakah Komet itu

Dalam sejarah kuno, komet secara tradisional dianggap sebagai pertanda buruk. Komet adalah Sistem tubuh kecil Solar (SSSB) yang akan menampilkan koma terlihat (Atmosphere tipis, berdebu, dan bersifat temporer) ketika dekat dengan Matahari.

Perbedaan utama antara asteroid dan komet adalah bahwa komet menunjukkan ekor. Asteroid juga diperkirakan memiliki asal yang berbeda dari komet, yang terbentuk di dalam orbit Jupiter bukan di luar Tata Surya.Hal ini memberikan sejarah orbit komet lebih penting.Ekor dari komet terbentuk ketika melintas dekat Matahari.Ekor ini umumnya terbuat dari es dan debu, dan dapat tumbuh menjadi sangat besar.

Pada Oktober 2007, komet 17P/Holmes dengan cepat memiliki atmosfer debu yang lebih besar dari Matahari. Diperkirakan bahwa komet ini bisa ditemukan setiap tahun yang dapat dilihat oleh mata manusia. Dalam beberapa kasus langka, Komet Besar dapat lebih terang daripada bintang di langit. Diperkirakan bahwa satu Komet Besar akan muncul setiap dekade.

Persyaratan untuk Komet Besar mencakup inti yang besar dan aktif, pendekatan yang dekat dengan Matahari, dan pendekatan yang dekat dengan Bumi. Pada tahun 1996, Komet Hyakutake, yang memiliki inti berukuran sama seperti Komet Elenin, melakukan pendekatan yang sangat dekat dengan Bumi.

Pesawat ruang angkasa Ulysses melintasi ekor Hyakutake di jarak lebih dari 500 juta kilometer (3,3 AU atau 3 × 108 mil) dari inti, menunjukkan bahwa Hyakutake memiliki ekor terpanjang daripada komet yang pernah ditemukan sebelumnya.


9. Penemuan Komet Elenin

Pada tanggal 10 Desember 2010, seorang astronom amatir bernama Rusia Leonid Elenin menemukan sebuah komet periode panjang di negara bagian New Mexico.
Obyek yang dekat dengan bumi diberi nama Elenin dan diperkirakan berdiameter 3-4 km . Segera setelah penemuan itu diumumkan, artikel mulai muncul di Internet yang mengklaim komet itu berbahaya bagi Bumi. Orang-orang mulai membuat hubungan antara Elenin dan peristiwa kiamat.

Pada awalnya memperkirakan bahwa komet akan lewat dalam .24 Au (Astronomical Unit) dari Bumi,ini posisi yang cukup dekat.
Jaraknya lebih dekat daripada komet Hale-Bopp tahun 1997, yang mendapat perhatian lebih media.

Berita ini mencapai audiens yang lebih besar setelah itu mengungkapkan bahwa ketika menggunakan sistem JPL Horizons dengan busur orbital yang diamati dari 235 hari, komet menunjukkan periode orbit sekitar 11.800 tahun. Dalam sejarah Bumi, 12.000 tahun yang lalu adalah waktu perpindahan antara zaman Pleistosen dan zaman Geologi Holosen.


8. Kemiripan Komet Elenin dengan Film Deep Impact

Salah satu alasan Komet Elenin telah menerima begitu banyak perhatian adalah bahwa komet ini memiliki kemiripan dengan Dampak film Deep Impact (1998).

Sebagai permulaan, dalam film, komet ditemukan oleh seorang anak remaja bernama Leo dan disebut sebagai Elle (tingkat kepunahan ).Pada kenyataannya,komet ditemukan oleh seorang astronom muda Rusia, Leonid Elenin, yang lahir pada tahun 1981 . Adalah suatu kebetulan bahwa seorang pria bernama Elenin menemukan komet dekat-bumi.
Setelah penemuan itu diumumkan, artikel mulai muncul di internet dengan akronim untuk ELENIN, termasuk peristiwa kepunahan, dampak dekat atau kepunahan tingkat sembilan (menunjukkan 9 dari 10 pada skala bahaya atau akhir dari gelombang kesembilan dari kalender Maya).

Beberapa mengatakan 11/9, seperti pada tanggal 9 November ketika ekor puing Elenin diperkirakan paling dekat ke Bumi. Dalam Deep Impact, presiden AS berkulit hitam memutuskan untuk mengirim misi untuk meledakkan komet dengan senjata nuklir.Misi ini berhasil dan komet dipisahkan menjadi beberapa bagian. Namun, sepotong komet masih menghantam Bumi.

Setelah komet menghantam, Presiden menyatakan darurat militer, dan mengungkapkan bahwa pemerintah telah membangun tempat penampungan bawah tanah. Di akhir film, kepunahan manusia terhindar setelah komet yang lebih besar diledakkan.


7. Prediksi Ramalan Kehancuran Bumi
Sejak Komet Elenin ditemukan, NASA bersikeras pada fakta bahwa komet tidak akan cukup dekat untuk menyerang atau membahayakan Bumi dengan cara apapun.Orang-orang menanggapi dengan menggunakan koleksi skenario hipotetis untuk bencana.
Misalnya, jika Elenin akan menabrak sebuah asteroid saat melewati Sabuk Asteroid Utama,pecahan komet / asteroid bisa saja terlempar dari lintasan dan diperkirakan akan emndorong ke arah Bumi. Orang-orang mulai takut efek dari kehadiran komet.
Pada bulan Agustus, 2011, Ekor Elenin yang melebihi 200.000 km. Diperkirakan bahwa pada tanggal 6 November 2011, Bumi akan melewati ekor puing-puing komet.
Orang-orang mulai membuat sambungan antara komet dan keselarasan dengan bumi, matahari, dan bulan.

Beberapa merasa bahwa tarikan gravitasi Elenin disebabkan koleksi gempa bumi dan peristiwa geologi.

Cerita ini mencapai tingkat baru popularitas setelah gempa bumi 11 Maret Tohoku dan tsunami karena beberapa situs telah menyatakan tanggal 15 Maret 2011 sebagai event keselarasan.

Komet Elenin diperkirakan paling dekat ke Bumi pada 16 Oktober 2011 dan ekor tiba pada awal November.


6. Ramalan Kuno Tentang Bintang Biru
Pada awal Agustus tahun 2011, NASA memutuskan untuk mendapatkan gambaran dari komet Elenin, sehingga mereka memutar pesawat ruang angkasa STEREO-B dan memfoto komet ini. Dalam gambar, komet tampaknya menjadi biru.Warnanya telah menyebabkan orang untuk membuat perbandingan antara objek dengan ramalan bangsa indian kuno Hopi tentang bintang biru.

Legenda Ramalan Menyatakan, "Ketika Bintang biru Kachina muncul di langit, Dunia Kelima akan muncul." Suku Maya juga memiliki cerita dari sebuah bintang biru berbahaya.
Warna Elenin telah menyebabkan Richard Hoagland C untuk menyarankan itu adalah Hopi Blue Star, klaim yang telah melahirkan sejumlah artikel.

Seorang pria bernama Carl Johan Calleman, yang adalah seorang ahli toksikologi Swedia yang mengkhususkan diri dalam sejarah Maya, juga mengklaim bahwa Comet Elenin adalah bintang biru yang pernah muncul dalam sejarah kuno. Calleman memegang interpretasi yang berbeda dari Kalender Maya bersama-sama.

Dia mengatakan bahwa kalender menunjuk tanggal 28 Oktober 2011 (tidak 21 Desember 2012) sebagai yang paling penting, hari ketika orang akan mengalami transformasi lambat kesadaran dan mencapai persatuan yang lebih tinggi.

Sebelum penemuan Elenin, Calleman mengidentifikasikan pada saat komet melewati bumi (akhir Oktober, 2011) sebagai waktu kritis.


5. 45P/Honda-Mrkos-Pajdušáková 
45P/Honda-Mrkos-Pajdušáková adalah sebuah komet periode pendek ditemukan pada 1948.

Komet ini memiliki orbit elips dalam 5,26 tahun dan inti diperkirakan berdiameter 0,5-1,6 kilometer .
Pada tanggal 15 Agustus 2011, Honda melakukan pendekatan dekat hanya 0,0600 AU (8.980.000 km) ke Bumi. Pada tanggal 19 Agustus hari yang sama Komet Elenin dihancurkan oleh sebuah coronal mass ejection, Honda dipelajari oleh Jaringan Antariksa Goldstone Deep. Jaringan terdeteksi gema dari inti Honda dan menjadi hanya komet kelima belas dalam sejarah yang dideteksi oleh radar.
Setelah penemuan Komet Elenin dipublikasikan, orang mulai memeriksa lintasan komet dalam hubungannya dengan komet Honda.
Ternyata bahwa dua benda akan datang relatif dekat dengan bertabrakan pada tangga l 28/29 tahun 2011.
Untuk alasan ini, orang mulai takut pada tanggal ini yang memprediksi akan terjadi gempa bumi dan bencana akhir bulan September.
Artikel ditulis bahwa hipotesis pergeseran jalur Elenin yang bisa mendorong ke Honda.255P/Levy merupakan komet yang disebut dengan Elenin. Levy datang dalam 0,2359 AU (35.290.000 km) dari Bumi pada tanggal 26 Januari 2012.


4. 2005 YU55
Meteor akan dihasilkan ketika puing-puing angkasa masuk dan terbakar di atmosfer bumi. Beberapa astronom telah melaporkan bahwa kawanan meteor berhubungan erat dengan orbit komet yang dikenal.

Hujan meteor tidak mengancam Bumi karena ekor komet biasanya tidak membawa benda besar.

Pada tanggal 28 Desember 2005, sebuah asteroid yang berpotensi berbahaya ditemukan oleh Robert S. McMillan dan bernama 2005 YU55. BEnda Ini berdiameter 400 m dan pernah menyebabkan kekhawatiran NASA.

Pada tanggal 8 November 2011, YU55 melintasi bumi pada jarak bulan (324.900 kilometer). Ini adalah jarak bumi terdekat dengan asteroid besar sejak tahun 1976.
BEnda lain yang seukuran tidak diprediksi untuk mendekat ke Bumi ini hingga 2028.
Setelah Comet Elenin mulai mendapatkan perhatian, orang mulai menghubungkannya dengan 2005 YU55 karena tanggal November 9, 2011 (11/9/11). Pada tanggal ini, ekor Elenin diperkirakan paling dekat ke bumi, bersama dengan posisi 2005 YU55 yang juga dekat.

Hal ini menyebabkan beberapa orang untuk berspekulasi bahwa tabrakan antara dua objek itu mungkin terjadi.


3. Signifikasi Umum
Setelah Komet Elenin ditemukan, banyak orang berharap berita ini untuk disebutkan dalam arus utama media AS, tapi tidak. Hal ini menyebabkan beberapa untuk mencurigai bahwa NASA menyimpan rahasia.

Makna umum dari komet Elenin itu besar. Di Amerika Serikat, NASA memiliki mandat kongres ke katalog semua benda dekat Bumi yang setidaknya memiliki lebar 1 kilometer . Dampak dari suatu objek akan menjadi bencana besar ke Bumi. Studi menunjukkan bahwa Amerika Serikat dan Cina adalah daerah yang paling rentan terhadap serangan meteor. Aturan umum adalah bahwa Neos memiliki jarak Apsis kurang dari 1,3 AU. Pada Mei 2012, Neos 8971 telah ditemukan. Dari jumlah tersebut, hanya 91 komet dan 8.880 Asteroid mendekati bumi.

Hal ini membuat penemuan Komet Elenin langka. Lebih langka adalah bagaimana sisa-sisa komet tiba di Bumi pada 16 Oktober 2011. Ini melewati pada jarak 0,2338 AU, yang sangat dekat dibandingkan dengan komet lainnya .
Sejumlah asteroid yang lebih kecil telah melakukan pendekatan lebih dekat. Salah satu pentingnya adalah asteroid 2010 AL30, yang melintasi bumi pada 13 Januari 2010 di jarak 122.000 km .

AL30 hanya berdiameter 10-15 m, tetapi jika asteroid telah memasuki atmosfer bumi, akan menciptakan ledakan di udara setara dengan 50 - 100 kT (kiloton TNT). (Bom atom di Hiroshima "Little Boy" memiliki daya ledak 13-18 kT). Ini menunjukkan betapa pentingnya untuk mengawasi komet dari berbagai ukuran yang mendekati atmosfer bumi.


2. Kehancuran Komet Elenin 
Pada bulan Agustus, 2011, visibilitas Comet Elenin sekitar 8.3.Komet itu menyusul prediksi NASA sampai 19 Agustus, 2011 ketika dihancurkan oleh sebuah coronal mass ejection (CME). coronal mass ejection (CME) adalah hembusan dari ledakan besar matahari. Pada kesempatan tersebut, Comet Elenin hancur dan pecah.

Menurut pejabat NASA, kejadian ini sangat langka dan hanya 2% dari komet baru yang mendekati matahari dihancurkan dengan cara ini. Pada pertengahan Oktober 2011, Komet Elenin dalam posisi terdekatnya dengan Bumi, tapi saat itu komet sudah menjadi kerikil dan debu. Objek tidak terlihat bahkan oleh teleskop darat.

Dengan semua kontroversi seputar Elenin, kehancuran yang tidak biasa dari komet telah menyebabkan citra abadi.
Pada minggu sebelum coronal mass ejection, artikel yang diposting online yang disarankan Badan Antariksa Eropa punya rencana untuk menghancurkan sebuah asteroid menuju Bumi.
Secara khusus, website Daily Mail memposting sebuah artikel berjudul Fakta mengikuti fiksi? Para ilmuwan berencana melakukan misi meledakkan asteroid yang meluncur menuju Bumi.Artikel ini terakhir diperbaharui pada tanggal 18 Agustus 2011, sehari sebelum Elenin hancur. Ini dibahas dalam Don Quijote space probe .Probe dapat digunakan untuk mempelajari efek dari pesawat ruang angkasa yang menabrak asteroid.


1. Sikap NASA 
NASA telah merilis koleksi laporan tentang Komet Elenin. Dalam setiap kasus, organisasi tersebut telah meremehkan pentingnya objek dan dampak potensial terhadap bumi.
Setelah komet itu hancur , Don Yeomans NASA mengatakan: "Saya tidak bisa mulai menebak mengapa komet kecil menjadi sensasi besar.

Kenyataan ilmiah pengaruh ini dirtball sederhana berukuran es itu pada planet kita begitu sangat sangat kecil bahwa mobil subkompak saya memberikan pengaruh gravitasi yang lebih besar di bumi dari komet akan pernah. "

Yeomans menjelaskan bagaimana kehancuran komet ini jarang terjadi, tetapi mungkin: "komet yang rapuh dan longgar seperti bola debu, sehingga tidak perlu banyak untuk mendapatkan sebuah komet hancur, dan dengan komet, begitu mereka hancur, tidak ada harapan rekonsiliasi "Sikap NASA adalah bahwa mereka tidak ingin berbicara tentang Elenin karena tidak layak disebutkan dibandingkan dengan masalah lain.. "

NASA Buat Video Suhu Bumi Selama 132 Tahun




Foto permukaan bumi diambil dari luar angkasa

Apakah Anda penasaran bagaimana proses perubahan suhu bumi? Kini Anda bisa menjawab rasa penasaran itu. Badan antariksa Amerika Serikat, NASA, merangkum rekaman peningkatan suhu Bumi dalam sebuah video timeline.

Video tersebut menggambarkan suhu bumi yang semakin hari semakin meningkat. Data yang dirangkum oleh NASA yaitu suhu bumi mulai dari 1880 sampai 2011. NASA mengungkap kalau gambaran dari video tersebut merupakan sebuah peringatan keras tentang peningkatan suhu bumi sejak 1880. 

Hal ini karena emisi gas rumah kaca dari produksi energi, industri dan kendaraan telah meningkat. Akibatnya suhu telah naik, dengan puncaknya pada pada 1970-an. Hal ini dapat dilihat dalam video berdurasi 26 detik tersebut.

Lembaga studi luar angkasa NASA, Goddard Institute for Space Studies (GISS) di New York, yang memonitor suhu permukaan global secara berkelanjutan, menciptakan video untuk menunjukkan bagaimana bumi terus mengalami suhu hangat daripada beberapa dekade lalu.

"Kami tahu planet ini lebih banyak menyerap daripada memancarkan energi. Kami terus melihat kecenderungan suhu yang lebih tinggi. Bahkan, dengan efek pendinginan dari pengaruh La Nina yang kuat dan rendahnya aktivitas matahari pada beberapa tahun terakhir," kata Direktur GISS, James Hansen saat peluncuran video, seperti dikutip Dailymail.

Dalam catatan, 2011 adalah salah satu dari 10 tahun terpanas. Perbedaan antara 2011 dan tahun terpanas dalam catatan GISS pada 2010 yaitu 0,22 derajat Fahrenheit atau 0,12 Celcius. Hansen menambahkan sebelas tahun pertama pada abad ke-21, mengalami suhu lebih tinggi dibandingkan dengan pertengahan dan akhir abad ke-20.

Suhu rata-rata di seluruh dunia pada tahun 2011 adalah 0,92 derajat Fahrenheit atau 0,51 Celcius, ini lebih hangat daripada suhu dasar pada pertengahan abad ke-20. Dalam animasi video yang ditunjukkan, data suhu dari 1880-2011, warna merah menunjukkan suhu yang lebih tinggi daripada rata-rata suhu selama periode dasar dari 1951-1980. Sedangkan biru menunjukkan suhu yang lebih rendah dari rata-rata garis dasar.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger | Printable Coupons